BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada akhir-akhir ini banyak sekali berita tentang berbagai penyakit yang diderita manusia . Dan penyakit ini semakin lama menjadi sangat kompleks sehingga menjadi aneh-aneh kedengaraanya. Sehingga kadang-kadang dokter pun angkat tangan atau tidak bisa mengatasinya. Penyakit yang lama sudah kita dengar salah satunya penyakit gondok. Penyakit ini dulu menyerang kebanyakan anak-anak namun tidak jarang orang dewasa juga ada yang terserang penyakit gondok. Penyebab penyakit ini salah satunya adalah kekurangan zat Iodium.
Dengan banyaknya penyakit tersebut pemerintah menganjurkan untuk menambahkan zat Iodium pada bahan–bahan makanan salah satunya pada bumbu yang disebut garam. Sehingga banyak garam di pasaran yang sudah di beri label garam beryodium. Namun apakah kita sudah terlalu percaya pada tulisan label tersebut ? atau kita menyerah saja dengan keadaan yang seadanya ?
Dalam kesempatan kali ini team kami akan melakukan Pengamatan (OBSERVASI) Karya Ilmiah yaitu ”Pengujian garam beriodium dan tidak beriodium dengan menggunakan singkong sebagai bahan pengujiannya”. Sederhana kelihatannya yaitu dengan singkong . Dimaksudkan agar semua orang bisa melakukan dengan mudah dan dengan bahan yang mudah didapat pula. Dengan adanya penelitian yang kami lakukan ini, kami berharap kepada masyarakat agar mengerti pentingnya garam beriodium bagi kesehatan kita.
Disekitar dunia pendidikan dan dunia kesehatan banyak sekali lingkungan yang mendukung dan banyak juga yang menolak. Di lingkungan sekolah banyak sekali pedagang-pedagang yang mencari nafkah dengan cara berjualan aneka macam makanan. Seperti : kue, bakso kuah, siomay, dan aneka macam makanan lainnya. Termasuk makanan yang mengandung banyak garam beriodium maupun tidak. Terkadang dalam memasak makanan ibu-ibu rumah tangga tidak memperhatikan kandungan gizi ataupun bahan makanan yang baik untuk kesehatan kita dan yang buruk yang baik untuk kesehatan kita dan yang buruk bagi kesehatan kita.
Berkaitan dengan hal di atas team kami mencoba mancari tahu apa penyebab jika kekurangan garam beriodium bagi kesehatan tubuh kita. Setelah kami mencari dari sumber buku dan menanyakan pada ahli kesehatan, terjawablah sudah pertanyaan /masalah yang selama ini kami atau bahkan kalian tidak tahu penyebab kekurangan garam beriodium bagi kesehatan kita.
Kemudian Bidan ikamel menjelaskan kepada kami bahwa, ”Iodin itu merupakan komponen penyusun hormon tiroksin yang berperan dalam mengatur metabolisme tubuh. Iodin terdapat dalam bahan makanan seperti ikan laut, minyak ikan, sayuran hijau, kulit kentang, serta garam beriodin, jika kekurangan iodin setelah lahir mengakibatkan kelenjar gondok membesar dan pertumbuhan terhambat ( Kerdil ), Selain itu penderita penyakit gondok dapat mengalami penurunan kecerdasan”.
Di negara kita ini penderita penyakit gondok dari tahun ke tahun mengalami penigkatan yang drastis.Hampir 50% penduduk Indonesia mengalaminya. Sebagai siswa atau generasi masa depan kita harus memperhatikan kesehatan. Dengan kesehatan kita dapat melakukan apa yang kita inginkan. Semoga penelitian kami ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dan hasil wawancara maka kami dapat membuat suatu permasalahan sebagai berikut ini :
1) Apakah Singkong dapat digunakan menguji garam yang beriodium dan tidak beriodium ?
2) Bagaimana pengaruh garam beriodium terhadap kesehatan konsumen?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Sebagai cara alternatif untuk mengetahui garam beriodium
2) Untuk mengajak siswa-siswi (Generasi Muda Masa Depan) berfikir positif terhadap masalah di sekitarnya.
3) Untuk mengajak masyarakat agar membiasakan diri hidup sehat.
D. HIPOTESIS
Hipotesis yang dapat kami paparkan pada penelitian kali ini :
1) Singkong dapat di gunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan iodium pada garam
2) Garam beriodium dapat mencegah penyakit gondok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Garam
Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain
1. Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3 → NH4Cl.
2. Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2 Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini. B. YODIUM
Yodium (Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada yodium, tapi kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Yodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik.
C. SINGKONG
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
1). Alat-Alat
A) Neraca Ohaus
B) Cawan Petri
C) Parut
D) Pisau
E) Gelas
F) Sendok
2) Bahan-Bahan
a. Singkong
b. Beberapa macam garam
c. Air
3) Cara Kerja
1) Singkong dikupas kulitnya
2) Setelah dikupas, singkong diparut
3) Campurkan singkong yang telah di parut dengan air secukupnya
4)
Siapkan alat-alat percobaan
5) Ukur massa garam dengan menggunakan neraca ohaus dengan massa 2 gram
6) Setelah seluruh garam diukur, taruh di cawan petri
7) Ukur singkong dengan menggunakan neraca ohaus dengan massa 2 gram
8) Setelah itu taruh singkong di atas garam yang telah di sediakan
9) Setelah itu campur singkong dengan garam lalu diaduk
10) Setelah diaduk diamati garam dan singkong tersebut selama 5 menit. Jika garam beryodium singkong dan garam tersebut akan terlihat keruh. Dan yang tidak beryodium akan terlihat bening
1. Cara Kerja Penelitian Lapangan
a. Melakukan wawancara pedagang
1. Siapa nama
2. Alamat
3. Berapa rata-rata konsumen tiap hari yang membeli garam ?
4. Adakah konsumen yang menjadi pelanggan tetap ?
5. Berapa kg rata-rata garam beryodium yang mereka beli ?
6. Apakah tahu garam yang dibeli mengandung Yodium ?
7. Apakah ibu melakukan pengecekan garam sebelum membeli dan menjual ?
8. Berapa kg rata-rata konsumen tiap hari yang membeli garam tidak beryodium?
b. Melakukan wawancara dengan konsumen (ibu rumah tangga)
1. Nama
2. Alamat
3. Sudah berapa lama ibu mengkonsumsi garam ?
4. Garam apa yang ibu gunakan setiap harinya ?
5. Mengapa ibu menggunakan garam tersebut ?
6. Apakah ada perbedaan citarasa garam biasa (tidak beryodium) dengan garam beryodium ?